Kaya33 – Tes Gerakan Jari Ini Diklaim Bisa Deteksi Anak Autis dengan Mudah, Tingkat Akurasi 85 Persen

Ilustrasi Anak Main Balok
Jakarta

Autis atau autisme dapat didiagnosis setelah anak lahir, Bunda. Diagnosis autisme cukup rumit karena melibatkan banyak tes, termasuk pengamatan perilaku pada anak.

Namun, belum lama ini studi yang diterbitkan di jurnal Autism Research menemukan bahwa tes gerakan jari diklaim bisa mendeteksi anak autis dengan mudah. Bahkan menurut studi yang terbit pada Mei 2025 ini, tingkat akurasi tes bisa mencapai 85 persen.

Pengujian dalam studi ini hanya memakan waktu dua menit, dengan melibatkan analisis gerakan jari dengan tindakan menggenggam. Berdasarkan pengujian tersebut, peneliti melihat perbedaan kecil dalam cara seseorang dengan autis melakukan tugas fisik dibandingkan dengan yang tidak autis.

Dalam pengujian ini, seseorang dengan autis dan non-autis diminta untuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk mereka untuk menggenggam berbagai balok dengan ukuran yang berbeda-beda. Di ibu jari dan jari telunjuk tersebut dipasang penanda pelacak.

Mereka kemudian diminta untuk mengangkat setiap balok dan meletakkannya kembali di tempat yang sama, sebelum meletakkan tangan mereka kembali ke posisi awal. Para peneliti lalu menggunakan pembelajaran mesin untuk mempelajari gerakan jari secara saksama saat subjek melakukan gerakan menggenggam.




Hasil penelitian

Setelah menganalisis data, peneliti menemukan peserta non-autis menyesuaikan ukuran genggaman mereka dengan lebih tepat tergantung pada seberapa besar benda tersebut. Sebaliknya, individu dengan autisme membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan gerakan menggenggam dibandingkan dengan mereka yang tidak autis.

Penulis utama penelitian tersebut, Profesor Erez Freud, seorang pakar psikologi di Universitas York di Kanada, mengatakan keakuratan tes tersebut sangat mencengangkan.

“Model (tes) kami mampu mengklasifikasikan autisme dengan akurasi sekitar 85 persen, yang menunjukkan bahwa pendekatan ini berpotensi menawarkan alat yang lebih sederhana dan dapat diskalakan untuk diagnosis,” kata penulis utama penelitian dan pakar psikologi di York University di Kanada, Profesor Erez Freud, dilansir Daily Mail.

Selain tantangan sosial dan komunikasi, orang dengan autisme juga dapat mengalami kelainan motorik, yakni masalah dalam menggerakkan tubuh seperti koordinasi tangan dan mata. Biasanya, kelainan motorik ini sering muncul pada masa kanak-kanak, Bunda.

Para peneliti mengatakan bahwa kegunaan tes baru ini untuk mencari gerakan motorik dapat memberikan cara pandang yang berbeda. Tak hanya itu, tes juga berpotensi lebih cepat untuk mendiagnosis pasien.

“Temuan kami menambahkan kumpulan penelitian yang menunjukkan bahwa pola motorik halus dapat memberikan sinyal diagnostik yang berharga, dan itu sesuatu yang belum banyak dimanfaatkan dalam praktik klinis,” ujar Freud.

Perlu diketahui, penelitian ini tidak menggunakan subjek anak-anak, tapi orang dewasa muda. Hal tersebut dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan perbedaan dalam temuan akibat keterlambatan perkembangan. Meski begitu, penulis penelitian menyarankan agar tes ini juga dapat digunakan pada anak-anak.




Ilustrasi Anak Main BalokIlustrasi Tes Gerakan Jari/ Foto: Getty Images/iStockPhoto

Tes umum untuk mendiagnosis anak autis

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 dari 100 anak di seluruh dunia mengalami autisme, Bunda. Autisme atau disebut gangguan spektrum autisme, merupakan kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak. Karakteristik autis dapat dideteksi pada anak usia dini, tetapi sering tidak terdiagnosis sampai di kemudian hari.

Anak yang lahir dengan autisme memiliki perilaku yang tidak biasa dan sulit fokus pada hal detail. Sejauh ini, bukti ilmiah menunjukkan bahwa kemungkinan ada banyak faktor yang membuat seorang anak mengidap autisme. Beberapa di antaranya adalah faktor lingkungan dan genetik.

Saat ini, diagnosis autisme berbeda-beda berdasarkan usia. Pada anak-anak yang diduga memiliki autisme, petugas medis dapat mengamati mereka secara langsung untuk membantu menegakkan diagnosis. Selain itu, orang-orang yang dikenal anak juga dapat diwawancarai untuk mengetahui apakah ada riwayat gejala.

Sementara pada pasien dewasa, mereka biasanya akan diminta mengisi kuesioner untuk mengetahui potensi gejala autisme yang dialami. Kuesioner dapat mencakup pertanyaan seperti, ‘Apakah kamu sering memperhatikan suara-suara kecil yang tidak diperhatikan orang lain?’ atau ‘Apakah kamu merasa sulit membaca emosi orang dari wajah mereka?’.

Demikian studi terbaru yang menemukan cara mendeteksi anak autis dengan tes gerakan jari. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

tags
categories
No category

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.