
Liburan seharusnya menjadi momen bahagia yang tak terlupakan bagi seorang anak. Namun, tampaknya hal itu tidak dirasakan Georgia McLaughlin.
Balita 18 bulan asal Glasgow, Skotlandia, ini justru mendapatkan musibah saat perjalanan liburan pertamanya ke Salou di Spanyol. Georgia terkena gangguan kronis di otak yang disebut moyamoya saat liburan.
Dilansir Glasgowlive, Georgia mengalami kejadian traumatis tersebut selama perjalanan liburan pertama bersama kedua orangnya, Kirsty dan Andrew pada Juni 2023. Ia dilarikan ke unit gawat darurat karena menjerit kesakitan dan mulai mengalami kejang.
Rumah sakit yang menangani Georgia mengungkap fakta menyedihkan bahwa balita 18 bulan itu telah mengalami stroke. Hal itu diketahui dari hasil pemindaian otak, Bunda.
Menurut laporan Daily Record, Georgia menjalani perawatan intensif selama dua minggu di rumah sakit besar di Barcelona. Georgia lalu diterbangkan pulang dengan ambulans udara. Sejak Juli 2023, ia dirawat di Glasgow Children’s Hospital dan menjalani berbagai perawatan, termasuk dua tindakan operasi otak yang penting.
“Sangat mengerikan tidak tahu apakah ia akan selamat. Ia sangat tidak sehat sehingga tidak bisa terbang pulang selama dua minggu. Kami dibawa dengan ambulans udara ke rumah sakit khusus anak-anak di Glasgow,” ujar Kirsty.
Georgia didiagnosis penyakit langka moyamoya
Georgia didiagnosis penyakit langka moyamoya, yakni kelainan yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan stroke. Setidaknya, butuh waktu enam minggu bagi dokter ahli saraf untuk mendiagnosis Georgia dengan penyakit langka tersebut, Bunda.
Ibunda Georgia, Kirsty mengatakan bahwa putrinya baru mulai berjalan. Namun, suatu hari sang putri mengalami gejala yang tidak biasa.
“Georgia baru saja mulai berjalan dan berbicara. Suatu hari dia tampak mudah tersinggung tetapi saat itu dia sedang tumbuh gigi,” kata Kirsty.
“Tiba-tiba lengannya lemas dan saya tahu ada yang tidak beres. Kemudian dia menjerit kesakitan yang belum pernah saya dengar sebelumnya dalam hidup saya. Dia tampak seperti sedang kejang. Kami segera membawanya ke rumah sakit terdekat dan hasil pemindaian menunjukkan bahwa itu adalah stroke. Saya belum pernah mendengar bayi terkena stroke,” sambungnya.
Saat sampai di rumah sakit di Glasgow, petugas medis sempat dibuat bingung dengan kondisi Georgia. Bocah 18 ini lantas dikirim untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis Great Ormond Street Hospital. Setelah menjalani tes selama berminggu-minggu, Georgia didiagnosis mengidap penyakit moyamoya yang menyebabkan arteri di tengkoraknya menyempit dan tersumbat.
“Petugas medis di Glasgow bingung dengan apa yang salah. Kami dikirim ke Great Ormond Street Hospital untuk mendapatkan diagnosis. Mereka belum pernah melihat seseorang yang begitu muda terkena stroke,” ungkap Kirsty.
“Hasil pemindaian Georgia menunjukkan kedua sisi otaknya terkena dampak stroke, jadi ia dijadwalkan menjalani dua operasi. Kami diberi tahu bahwa ada kemungkinan 50 persen ia tidak akan berhasil menjalani operasi otak, tetapi jika kami tidak melakukan apa pun, stroke pada akhirnya akan membunuhnya. Kemudian, ia juga bisa mengalami stroke yang parah, kehilangan penglihatan, lemas, dan tidak dapat mengangkat kepalanya. Saya pikir telah kehilangan bayi kecil saya.”
Meski menghadapi banyak tantangan, dua operasi yang dijalani Georgia berjalan lancar. Keluarga berharap kondisinya akan stabil dan ia bisa kembali belajar berjalan serta berbicara.
Apa itu penyakit moyamoya?
Moyamoya yang dialami Georgia adalah penyakit yang langka, Bunda. Dikutip dari John Hopkins Medicine, moyamoya adalah kondisi kronis dan progesif pada arteri di otak. Seseorang yang didiagnosis penyakit ini akan mengalami penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan penyumbatan hingga akhirnya dapat menyebabkan stroke sistemik, stroke hemoragik, dan kejang.
Gejala penyakit moyamoya
Ada beberapa gejala khas dari penyakit moyamoya, yakni:
- serangan stroke ringan berulang
- mengalami stroke iskemik (penyumbatan) atau hemoragik (pendarahan)
- epilepsi
- kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh
- kesulitan dalam berpikir dan mengingat akibat stroke dan pendarahan berulang
Diagnosis penyakit moyamoya
Dalam mendiagnosis penyakit Moyamoya, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan electroencephalogram (EEG), yang dapat menunjukkan pola khas saat orang tersebut diminta bernapas dengan berat.
Pemeriksaan lainnya adalah neuroimaging, termasuk computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI). Pemindaian otak menggunakan angiografi atau USG juga dapat mengungkap masalah aliran darah ke otak dan membantu dokter mengidentifikasi pembuluh darah yang menegang atau tersumbat.
Penanganan penyakit moyamoya
Penanganan dan pengobatan penyakit ini dapat meliputi penanganan gejala, peningkatan aliran darah ke otak, dan pengendalian kejang. Pemberian pengencer darah dapat membantu menghindari pembekuan dan penyumbatan, namun bisa meningkatkan risiko pendarahan. Dokter biasanya akan menilai kondisi setiap pasien untuk meresepkan obat.
Dalam beberapa kasus, tindakan revaskularisasi dapat dilakukan. Revaskularisasi merupakan operasi untuk membangun kembali suplai darah ke bagian bawah otak. Prosedur ini cukup rumit dan hanya bisa dilakukan oleh dokter ahli saraf vaskular yang berpengalaman, Bunda.
Setelah operasi, pasien juga masih perlu dipantau kondisinya. Pengendalian nyeri dan pemantauan sangat penting untuk mencegah stroke.
Demikian kisah balita 18 bulan didiagnosis gangguan kronis yang langka di otak, serta penjelasan terkait penyakit moyamoya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)
No responses yet