Kaya33 – 10 Renungan Anak Sekolah Minggu tentang Kebaikan dan Tema Menarik Lainnya

Renungan sekolah minggu

Kebaikan merupakan salah satu nilai utama dalam kehidupan Kristen yang perlu ditanamkan sejak dini, terutama kepada anak-anak. Dalam konteks Sekolah Minggu, pembelajaran tentang kebaikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif agar anak-anak dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Renungan tentang kebaikan bertujuan untuk membentuk karakter anak yang sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Melalui pemahaman nilai kebaikan, anak-anak diajak untuk hidup saling mengasihi, menghormati, dan membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam Alkitab, terdapat banyak contoh mengenai tindakan kebaikan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh iman. Kisah-kisah tersebut menjadi dasar yang kuat dalam mengajarkan bahwa kebaikan adalah wujud nyata dari kasih kepada Tuhan dan sesama.

Dengan renungan ini diharapkan dapat membantu anak-anak memahami bahwa setiap tindakan baik yang dilakukan, sekecil apa pun, memiliki dampak positif yang besar. Melalui pembiasaan diri berbuat baik, anak-anak belajar untuk menjadi pribadi yang rendah hati, peduli, dan bertanggung jawab sesuai dengan iman Kristen. 

10 Renungan anak sekolah Minggu tentang kebaikan dan tema menarik lainnya

Mengutip buku Renungan Harian® Remaja Volume 70 oleh Tim Penulis RH, terdapat beberapa renungan anak sekolah minggu yang dapat Bunda ajarkan untuk Si Kecil. Simak selengkapnya.

1. Menabur kebaikan

Jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang berdosa pun berbuat demikian, (Lukas 6:33).

The Global Love-Rice Sharing Foundation (GLRSF) adalah pelayanan misi dari Korea Selatan yang berfokus melayani orang-orang yang berkekurangan. Mereka melakukan banyak pelayanan yang sangat memberkati di daerah-daerah miskin.

Menurut laporan ABC News, GLRSF mengirim misonaris ke Vladivostok, Rusia, untuk membantu orang-orang miskin di daerah tersebut. Tetapi, misionaris tersebut malah dituduh sebagai mata-mata dan akhirnya ditahan. Meski berkali-kali pelayanan GLRSF mendapatkan perlakuan seperti itu, tapi mereka enggak berhenti untuk terus berbuat kebaikan.

“Sebagai garam dan terang tugas kita adalah menjadi berkat, betul? Berbagi kebaikan, menolong yang membutuhkan, dan mengalirkan kasih Kristus. Tetapi, nggak selalu niat baik direspon dengan baik. Mau nolong dibilang sok baik, lagi pengen me time dibilang sombong dan nggak mau gaul, tuh selalu ada aja kan yang merespon nggak baik. Ada temen yang lama nggak disapa, pas menyapa katanya sok akrab dan cari muka, hayo siapa yang mengalami ini? Di kelas coba membantu temen yang enggak ngerti materi pelajaran malah dibilang sok pinter. Tuh kan, ada aja. Kita belajar dari Yesus, menolong orang malah dicaci-maki ama ahli Taurat dan orang Farisi. Even, sampai mati di kayu salib aja dituduh pemberontak. Tapi luar biasanya, Yesus tetap melakukan kebaikan, nggak ada yang bisa menghentikan-Nya.

Yuk, belajar dari teladan Yesus. Kalo emang niat kita baik dan mau berbuat kebaikan, maka disalahmengerti pun kita tetap berbuat baik. Udah berbuat baik, tapi justru dibalas kejahatan? Tetaplah berbuat baik. Berbuat baik seperti menabur benih, kita nggak langsung dapat buahnya, tapi kita yakin Tuhan bekerja di balik semua itu. Nggak perlu kecewa dan tetap menabur kebaikan. Berikan pertolongan, penghiburan, dan bahkan doa untuk mereka yang memerlukan. Hari ini, yuk belajar terus lakukan kebaikan apapun risikonya.

2. Niat jahat

Dalam surat itu ia menulis demikian: “Tempelkan Urla di garis depan dalam pertempuran paling sengit, kemudian mundurlah menjauhinya, supaya ia mati terbunuh,” (2 Samuel 11:15).

Seandainya Daud hidup pada zaman modern seperti sekarang dan kejahatannya terhadap keluarga Urla terekspos oleh netizen, yang pasti akan menyebarkan kisah itu di media sosial, pasti seluruh dunia akan dibikin gempar karena perbuatan keji yang Daud lakuin. Kisah kematian Urla nggak cuma tragis, tapi sekaligus kejam karena dirancang oleh Daud, seorang raja besar dan terkenal yang saat itu berkuasa. Berita yang pastinya sangat memilukan buat Batsyeba, yang harus kehilangan suami yang dicintainya, yang semuanya berawal ketika Daud jalan-jalan di sotoh istananya dan melihat Batsyeba ketika sedang mandi.

Alkitab lantas menyebutkan kalo Batsyeba hamil karena perbuatan terlarangnya dengan Daud. Nah, sejak kehamilannya terungkap itulah Daud lantas merancang strategi agar Urla bisa mati tanpa membuat tangan Daud berlumuran darah. Kematian Urla pun seakan menyempurnakan rencana keji Daud yang terlihat udah ngebet ingin mempersunting Batsyeba sebagai istrinya. Namun, kejahatan Daud ternyata diperhatikan Allah, yang segera mengutus nabi Natan buat menegur Daud plus menulahi anak hasil hubungan gelapnya dengan Batsyeba sehingga harus mati. Suatu akibat dosa yang mungkin nggak pernah Daud pikirkan, demi menuruti nafsu dan keinginan hatinya!

Dosa yang bekerja dalam diri manusia memang dapat menghasilkan segala macam perbuatan jahat, termasuk di dalamnya perilaku keji karena merasa hebat atau berkuasa. Kita pun kalo nggak berhati-hati bisa tergoda juga lho buat ngelakuin hal yang sama, meski dalam skala kecil dan nggak sampai meniru perbuatan Daud. Intinya kita perlu belajar mengelola keinginan, juga mewaspadai ketika godaan untuk memiliki sesuatu muncul, supaya kita nanti nggak menyesali perbuatan kita yang nggak baik itu.

3. Senjata kebaikan

Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata kebenaran, (Roma 6:13b).

Menurut ulasan CBN News, para peneliti cybersecurity mengatakan bahwa serangan ransomware mengalami peningkatan karena banyak hackers muda di USA yang bekerja sama dengan Rusia. Ransomware adalah kejahatan siber di mana pelaku menyandera data milik korban dan meminta tebusan. Ternyata makin banyak anak muda yang memiliki otak yang cerdas, tapi sayangnya kecerdasan mereka malah dipakai untuk melayani Tuhan pasti luar biasa. Anak-anak muda penuh dengan kreativitas, ide-ide segar, semangat, dan kepintaran, bayangin aja, itu semua dijadikan senjata kebaikan, nama Tuhan pasti dimuliakan.

Aku ingat sewaktu pandemi masih merajalela, anak sekolah minggu pada ibadah yang dilayani oleh Superbook. Gile, super kreatif, cerita Alkitab dikemas dalam bentuk kartun yang disukai anak-anak. Once, tim misi dari Jerman melayani di gereja kami, ada yang jago DJ, hiphop dance, dan nge-rap.

Kita buat acara untuk youth dengan lagu-lagu super kreatif, dan sewaktu altar call, banyak anak muda yang menyerahkan diri pada Tuhan. Keren banget kan kalo apa yang kita miliki diserahkan kepada Tuhan dan dipakai menjadi senjata kebaikan untuk melayani generasi. Indonesia tuh nggak kurang anak muda pinter, bangsa ini memiliki banyak anak muda kreatif, kalo ditambah cinta akan Tuhan dan punya hati untuk generasi, pasti luar biasa dampaknya.

What do you have? Talenta yang kamu punya bisa dipakai untuk menjadi senjata kebaikan. Kalo kamu suka cerita, bisa lho jadi guru sekolah minggu atau pelayanan sebagai host di gereja. Aktif di sosmed, kenapa nggak sekalian garap sosmed gereja? Suka musik dan punya circle para pemusik, yuk tulis lagu-lagu yang memotivasi dan menginspirasi.

Poinnya adalah jadikan apa yang kita punya menjadi senjata kebaikan untuk kemuliaan Tuhan. Yuk, ingat firtu hari ini: Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.

Dikutip dari buku Renungan Harian® Anak Volume 77 oleh Tim Penulis RH, terdapat beberapa renungan anak sekolah minggu yang dapat Bunda ajarkan untuk Si Kecil. Simak selengkapnya.

4. Sekam yang beterbangan

Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar, (Mazmur 1:5).

Sahabat Kristus, pernahkah kamu melihat seseorang yang sedang memisahkan biji-biji beras dari sekamnya? Seakan adalah bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan. Berat butiran sekam itu sangat ringan sehingga mudah diterbangkan oleh tiupan angin. Tahukah kamu bagaimana cara memisahkan bulir-bulir padi dari sekam itu? Dengan cara ditampi. Dengan sebuah wadah, orang terus menggerak-gerakkan wadah itu naik dan turun. Sekam-sekam yang ringan itu pun diterbangkan oleh angin sedang bulir-bulir beras itu tetap di dalam wadahnya.

Sahabat Kristus, Alkitab mengatakan kepadamu kalau orang fasik itu seperti sekam yang diterbangkan angin. Orang fasik adalah orang yang berdosa dan tidak mau taat melakukan firman Tuhan. Waktu masalah atau kesulitan datang mengujinya, orang-orang fasik dan memisahkannya dengan orang-orang yang taat melakukan firman Tuhan.

Sahabat Kristus, kau dan aku bukanlah orang-orang fasik. Kau dan aku adalah anak-anak Tuhan yang suka merenungkan firman Tuhan dan melakukannya dengan taat. Anak-anak yang setia kepada Tuhan pasti akan dijaga-Nya, tetapi orang-orang fasik akan dipisahkan-Nya.

5. Ayo bersaksi

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib, (Mazmur 9:2).

Dita adalah seorang anak yang periang dan bersemangat. Dita tidak hanya rajin berdoa dan membaca Alkitab, tetapi ia juga suka melakukan firman Tuhan. Waktu di sekolah Minggu, Dita suka memuji Tuhan dan bersaksi. Dita tidak saja bersikap ramah dan menolong teman-temannya, ia juga senang menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada mereka.

Sahabat Kristus, Alkitab menceritakan tentang seorang yang sangat bersukacita saat menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang yang ditemuinya. Ia menyaksikan tentang Tuhan yang selalu mendengar doa dan menjawabnya. Ia begitu bahagia karena Tuhan Allah menjadikannya anak yang dikasihi-Nya.

Sahabat Kristus, betapa bahagia kau dan aku karena menjadi anak-anak Allah. Kau dan aku bisa menceritakan kebaikan Tuhan kepada semua teman-teman kita. Kau dan aku bisa memuji Tuhan untuk menceritakan kebaikan-Nya. Yuk, belajar menyaksikan kesetiaan Tuhan kepada semua orang.

6. Beribadah dengan sukacita

Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak sorai, (Mazmur 100:2).

Tidak seperti biasanya, Hopi terlihat begitu rapi hari itu. Dia memakai kemeja baru hadiah dari mamanya. Ia memakai celana panjang dan sepatu. “Wah, kamu ganteng sekali pagi ini Hopi,” puji Mamanya. Hopi pun tersenyum mendengar pujian Mamanya. “Nggak Ma, Hopi hanya ingin belajar menghormati Tuhan. Pagi ini Hopi mau belajar beribadah kepada Tuhan dengan sukacita dan sungguh-sungguh,” jawab Hopi. Mama setuju dengan perkataan Hopi itu.

Sahabat Kristus, Tuhan Allah menghendaki kau dan aku agar beribadah, kepada-Nya dengan sukacita dan sungguh-sungguh. Setiap kali kau dan aku berada dalam rumah Tuhan untuk beribadah, maka lakukanlah itu dengan memakai pakaian yang sopan dan rapi. Kemudian sikap kita waktu beribadah pun harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Memuji Tuhan dengan sukacita, mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, serta taat melakukannya.

Tuhan Allah suka kepada anak-anak yang beribadah kepada-Nya dengan hati yang sungguh-sungguh. Tuhan berkenan kepada anak-anak yang menghormati-Nya. Yuk, setia beribadah kepada Tuhan dengan hormat dan bersungguh-sungguh hati. 

Mengutip buku Renungan Harian: Juli 2021 oleh Tim Penulis RH, terdapat contoh renungan pagi untuk anak sekolah minggu dengan tema menarik. Simak selengkapnya.

7. Kisah Para Rasul 2:44

Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama.

Jika gereja disebut sebagai persekutuan yang hidup dalam kebersamaan, apakah bedanya gereja dengan komunitas yang lain? Bukankah kelompok arisan juga terbentuk karena kebersamaan banyak orang? Begitu pula dengan komunitas pesepeda, komunitas buruh, komunitas pecinta binatang dan komunitas-komunitas lainnya.

Persekutuan gereja menjadi berbeda dengan komunitas lain karena dijiwai napas Kristus dan memiliki tujuan untuk kemuliaan Allah. Hal ini digambarkan oleh gereja mula-mula yang bukan sekadar hidup bersama, melainkan juga bersatu sebagai persekutuan jemaat Tuhan. Mereka berkumpul untuk beribadah bersama, melaksanakan ketetapan perjamuan Tuhan juga untuk saling menyatakan kasih.

Kebersamaan gereja bukan sekadar berada di satu tempat bersama-sama, bukan pula bertujuan untuk mencari keuntungan diri. Sekalipun terpisah jarak, gereja saling menjaga keutuhan dan kesatuan. Memiliki perasaan sehati sejiwa. Ada kasih suci yang melimpah di antara anggotanya. Akrab satu dengan yang lain, saling peduli, saling berbela rasa, mendukung kepentingan satu sama lain dan bermurah hati kepada yang kekurangan.

Di dalam gereja mungkin terdapat banyak perbedaan. Berbeda dengan pandangan politik, suku, ras, golongan, pendapat dan sebagainya. Namun perbedaan-perbedaan itu bukan hambatan untuk tetap bersatu. Bukankah untuk bersatu tidak harus menjadi sama? Biarlah di atas perbedaan yang ada kita disatukan oleh kasih dan kebenaran firman Tuhan, untuk bersama-sama mempersembahkan hidup: bersaksi bagi kemuliaan-Nya. 

8. Kejadian 50:20

Memang kamu telah mereka-rekanan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekanannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Banyak hal yang menimpa Yusuf ada di luar kendalinya: diceburkan ke sumur, dijual sebagai budak, dijebloskan ke penjara, dan akhirnya menjadi penguasa Mesir. Semua di luar kemauan Yusuf. Memengaruhi Yusuf? Tentu! Dia mengalami banyak hal buruk sebelum akhirnya menjadi penguasa Mesir.

Namun, tak satu pun dari semua itu menentukan diri Yusuf sebagai manusia. Hal yang menentukan diri Yusuf sebagai manusia adalah sikap Yusuf terhadap apa yang terjadi.

Jika dia mau, dia bisa membalas kejahatan saudara-saudaranya. Tetapi, dia memilih memaknai positif semua yang menimpanya, dan memilih tetap mengasihi saudara-saudaranya. Sikap yang dia ambil itulah yang menentukan siapa dia sebenarnya.

Seperti Yusuf, kita banyak tak bisa mengendalikan hal yang menimpa kita. Banyak hal terjadi di luar kemauan maupun kendali kita. Kita tak selalu bisa memilih atau mengontrol peristiwa yang menimpa. Tetapi, kita selalu punya peluang untuk mengontrol dan memilih sikap kita. Ketika hal buruk terjadi, kita selalu punya peluang untuk menentukan sikap kita atasnya: marah, atau rela menerima; mendendam, atau tulus mengampuni; menjauhkan diri, atau merangkul; memelihara trauma yang timbul, atau berusaha move on.

Peristiwa dalam hidup memang bisa memengaruhi kita. Tetapi, pada akhirnya, sikap kita atas peristiwa itulah yang menentukan diri kita sebagai manusia: menjadi manusia yang diperbudak dorongan negatif yang merusak hidup, atau menjadi manusia yang menjunjung tinggi keutamaan hidup. 

9. Lukas 6:27

Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihlah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.

Ada beberapa orang cepat berburuk sangka, dan cepat marah. Saya pernah berurusan dengan orang pemarah dan saya tidak suka mendengar ucapannya yang kasar dan tajam. Meski hati ini jengkel, saya belajar sabar dan tetap berkata dengan sopan. Kalau seseorang terus saja marah atau kasar, sering itu adalah tanda dia sedang diliputi kepahitan. Sebab, orang yang diliputi kepahitan cenderung melukai sesama.

Hidup kita terlalu singkat untuk membiarkan pemarah mengotori hati dan hubungan kita. Alih-alih tersinggung dan terus menyimpan kata-kata seorang pemarah, mari kita mendoakannya dan meminta Tuhan menolongnya.

Yesus tahu tidak mudah mengasihi musuh, khususnya seorang pemarah yang menyakiti hati kita, tetapi Dia memerintahkan kita melakukannya. Alasannya, karena Tuhan baik terhadap orang-orang jahat.

Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya. Kita mungkin tidak bisa mengubahkan hati seorang pemarah, tapi Tuhan bisa dan Tuhan bisa bekerja dengan berbagai cara-Nya yang ajaib.

Kita tidak bisa mencegah seseorang memarahi kita, padahal kita tidak berbuat jahat kepadanya, tapi kita bisa mengendalikan respons hati. Kitab Ams. 19:11 berkata: “Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.” Berdoalah bagi para pemarah yang Tuhan ijinkan berurusan dengan kita.

10. Kejadian 17:7

Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.

“Tuhan akan menjadikan anakku seperti apa?” demikian kekhawatiran seorang ibu. Mungkin ada di antara kita yang sedang mengkhawatirkan hal yang sama. Sangat wajar, karena dunia sekarang ini menawarkan begitu banyak janji-janji kosong dan godaan-godaan yang akhirnya hanya akan berujung pada hal yang tidak baik.

Kita sebagai orang tua, tahu tentang semua keadaan itu. Tetapi bagaimana dengan anak-anak? Saat mereka terlepas dari tangan dan perhatian kita, apakah mereka mampu terhindar dari segala pengaruh buruk yang pada akhirnya menghancurkan masa depannya?

Ketika kita percaya dan memberikan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, kita akan memiliki keyakinan bahwa anak-anak kita aman di dalam tangan Tuhan. Tuhan telah berjanji bahwa Dia tidak akan melupakan anak-anaknya.

Jika kita merasa khawatir atau was-was tentang keberadaan anak-anak kita, ingatlah kepada janji Tuhan. Ya, karena Tuhan telah menjadi Allah kita, begitu pula Dia akan menjadi Allah bagi anak-anak kita, jikalau kita bergantung erat pada-Nya, memercayai-Nya, dan hidup dalam janji-Nya.

Tidak ada ketakutan dan kekhawatiran bagi kita yang hidup dalam Kristus! Kita tidak takut menghadapi masa depan, baik bagi kita maupun bagi anak-anak kita. Kita akan mewarisi janji-janji Tuhan. Mari nyatakan keyakinan kita dalam doa-doa dan kuatkanlah kepercayaan kita kepada-Nya. Tuhan akan menjamin masa depan anak-anak kita, mereka aman di dalam tangan-Nya.

Itulah renungan anak sekolah Minggu tentang kebaikan dan tema menarik lainnya. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

tags
categories
No category

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.