Kaya33 – Ternyata Ini Alasan Makin Banyak Anak Alami Rabun Jauh Menurut Studi

Rabun jauh pada anak

Rabun jauh bisa menimpa siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Tak hanya dialami orang tua, saat ini usia anak-anak yang mengalami rabun jauh tercatat meningkat dibanding sebelumnya.

Rabun jauh atau dalam istilah medisnya miopia adalah kondisi di mana bagian depan mata, memfokuskan sinar cahaya yang datang dari jarak jauh ke titik yang berada di depan retina.

Untuk Bunda ketahui, mata manusia bekerja seperti kamera tradisional. Bagian depan mata membelokkan cahaya sehingga gambar yang jelas akan difokuskan pada retina, jaringan di bagian belakang mata yang menangkap gambar seperti film di kamera tradisional.

Miopia menyebabkan penglihatan kabur karena sinar cahaya yang mengenai retina tidak fokus. Berbagai hal dapat menyebabkan masalah pemfokusan sinar cahaya ini, termasuk masalah pada lensa (bagian pemfokus di tengah mata) atau kornea (pelindung bening di bagian depan mata), atau mata yang terlalu panjang, Bunda.

Meskipun orang dengan miopia yang tidak diobati memiliki penglihatan kabur saat melihat jarak jauh, mereka sering kali memiliki titik pada jarak pandang dekat di mana objek terlihat jelas.




Studi ungkap alasan makin banyak anak alami rabun jauh

Para ahli mengungkap bahwa faktanya kini anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dan di depan layar. Dilansir Parents, sebuah studi tahun 2021 di The Lancet menemukan bahwa pekerjaan dengan penglihatan dekat, baik dari telepon pintar, komputer, TV, membaca, atau belajar, dapat meningkatkan kemungkinan miopia. Namun, waktu layar pada perangkat pintar memiliki risiko yang lebih signifikan.

Penelitian menunjukkan peningkatan miopia setelah pandemi, dengan satu studi menunjukkan peningkatan 10,4 persen pada rabun jauh pada siswa di Tiongkok dari kelas satu hingga kelas enam antara tahun 2019 hingga 2020, Bunda.

Rupert Bourne, seorang profesor oftalmologi dan konsultan ahli bedah mata di Rumah Sakit Universitas Cambridge di Inggris meyakini bahwa seperti kebanyakan keluarga, kita melihat seberapa banyak waktu layar yang digunakan anak-anak dan sangat mungkin dampak pandemi berlanjut selama beberapa tahun setelah karantina wilayah.

Ketika anak-anak kita terbiasa melihat sesuatu dari dekat di layar dan merasa nyaman dengan komunikasi digital, dampaknya terus berlanjut.

Gejala miopia pada anak-anak

Dilansir Healthy Children, gejala miopia pada anak-anak meliputi:

  • Keluhan penglihatan kabur (seperti tidak dapat melihat papan tulis di sekolah)
  • Menyipitkan mata untuk mencoba melihat lebih baik
  • Sering mengucek mata
  • Sering sakit kepala

Diagnosis miopia

Jika anak tidak lulus pemeriksaan penglihatan di Puskesmas atau di sekolah, mereka mungkin menderita miopia. Untuk mendapatkan diagnosis, anak perlu menemui dokter mata atau dokter mata.

Mereka melakukan pemeriksaan mata dan meresepkan kacamata dan lensa kontak. Mereka juga mendiagnosis dan mengobati penyakit mata serta melakukan operasi mata.

Mereka melakukan pemeriksaan mata, meresepkan kacamata dan lensa kontak, serta memeriksa dan mengobati masalah penglihatan tertentu. Dokter mata dilatih untuk memastikan kacamata yang diresepkan oleh dokter mata atau dokter mata pas.

Cara melindungi anak agar tidak alami rabun jauh

Sebagai orang tua, Bunda tidak dapat mengendalikan segalanya. Namun, para ahli mengatakan ada cara untuk mencoba dan membatasi risiko miopia atau mencegah mata memburuk.

Awasi screen time

Main gadget tidak masalah. Namun, American Academy of Pediatrics (AAP) secara tradisional merekomendasikan batas waktu layar dua jam setiap hari untuk anak-anak.

Habiskan waktu di luar ruangan

Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak menghabiskan waktu di luar ruangan pada siang hari, mereka dapat menunda atau bahkan mencegah timbulnya miopia.

Dalam laporan tahun 2024, National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine mengatakan bahwa waktu di luar ruangan secara konsisten dilaporkan melindungi terhadap miopia, terutama di tahun-tahun yang lebih muda.

Jika anak-anak tidak melatih otot mata luar mereka, mereka dapat kehilangan kemampuan untuk fokus jauh dan luas.

Periksakan mata anak-anak secara teratur

Penting untuk menjadwalkan pemeriksaan mata rutin dengan dokter anak, dokter umum, dokter mata, atau penyedia layanan kesehatan terlatih lainnya. Miopia diobati dengan kacamata atau lensa kontak.

Demikian ulasan mengenai mopia atau rabun jauh pada anak-anak. Semoga informasinya membantu mengatasi atau bahkan mencegah anak mengalami rabun jauh.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

tags
categories
No category

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.