Kaya33 – Kapan Mulai Mengajarkan Disiplin ke Bayi?

Mendisiplinkan bayi

Pernahkah Bunda terpikir, apakah anak bayi sudah mulai boleh diajarkan mengenai kedisiplinan? Hal ini menyangkut seperti jam berapa mereka harus makan, mandi, dan tidur.

Meskipun terlihat seperti kegiatan sehari-hari, tapi jika tidak dimulai dari sebuah kedisiplinan bisa berdampak luar biasa pada tumbuh kembang anak. Jadi, sebaiknya mulai kapan anak bayi bisa diajarkan mengenai disiplin?

Disiplin adalah mengajarkan perilaku yang dapat diterima anak-anak untuk membimbing perkembangan mereka. Meskipun setiap anak berbeda, sebagian besar akan mendapat manfaat dari penerapan kedisiplinan.

Namun, perlu diingat bahwa disiplin untuk bayi dan balita harus sesuai dengan usia, dan memiliki aturan yang jelas dan konsisten. Menurut para ahli, menetapkan batasan, memperkuat perilaku yang baik, dan mencegah perilaku yang kurang diinginkan dapat dimulai saat anak masih bayi.

“Ada hal-hal yang bahkan bayi harus pelajari untuk tidak dilakukan, seperti menarik rambut ,” kata profesor madya perkembangan anak dan studi keluarga di Universitas Purdue di Lafayette, Indiana, Judith Myers-Walls, Ph.D., dilansir Parents.

Usia berapa bayi mulai bisa diajarkan untuk disiplin?

Sejak bayi sudah mulai bisa berinteraksi, Bunda bisa mengajarkannya disiplin. Karena bayi kecil memiliki pemahaman bahasa, ingatan, dan rentang perhatian yang terbatas, strategi terbaik untuk diterapkan sejak dini lebih banyak tentang pengendalian daripada mengajarkan makna yang sebenarnya.

Mengalihkan perhatian (membantu mereka berpindah dari aktivitas yang tidak begitu baik ke sesuatu yang lebih baik) dan mengabaikan (sesuai dengan namanya) adalah dua strategi yang sangat efektif.

Misalnya, jika bayi yang berusia empat bulan akan suka menarik rambut, Bunda dapat dengan lembut menyingkirkan tangannya, menciumnya, dan mengarahkannya ke sesuatu yang menyenangkan dan pantas, seperti mainan kerincingan atau mainan lainnya.

Dari bayi usia 8 bulan, orang tua bisa menetapkan batasan

Saat bayi mulai merangkak, sekitar usia 8 bulan, inilah saatnya untuk berpikir tentang menetapkan batasan, karena tiba-tiba semuanya menjadi hal yang sangat dilarang. Sentuh ini tak boleh, sentuh itu bisa berbahaya, dan lain sebagainya.

Anak seusia ini hanya ingin menjelajah (mereka tidak memiliki konsep tentang apa yang boleh atau tidak boleh mereka lakukan), jadi jika Bunda tidak ingin mereka menyentuh sesuatu, letakkan sesuatu di luar jangkauan mereka melalui pengamanan anak dan biarkan barang-barang yang ramah anak menjadi pusat perhatian.

Para ahli mengatakan ini adalah cara terbaik untuk membantu anak terhindar dari masalah dan membuatnya jauh lebih mudah untuk mengikuti aturan, Bunda.

Tentu saja, banyak dari kita yang langsung berkata tidak saat melihat anak-anak kita berbuat nakal. Sayangnya, ini bukan metode disiplin yang dapat diandalkan untuk anak-anak seusia ini.

Anak dapat memahami dari nada suara Bunda bahwa “tidak” memiliki arti yang berbeda dari “Bunda mencintaimu,” tetapi mereka tidak memahami arti sebenarnya dari kata tersebut. Terlebih, mereka belum mengerti permintaan atau arahan dari Bunda.

Baru lah di usia satu tahun, keterampilan komunikasi anak semakin berkembang, jadi Bunda dapat mulai menjelaskan aturan-aturan dasar. Misalnya, jangan menarik ekor kucing, jangan dekat-dekat dengan sumber listrik.

Bunda juga dapat mulai menggunakan kata ‘tidak’ dengan bijaksana, dalam situasi-situasi yang serius saja. Terlalu banyak kata ‘tidak’ juga pada akhirnya membuatnya sama sekali tidak berguna.

Tips menerapkan kedisiplinan pada bayi

Mengutip What to Expect, ada beberapa tips untuk menerapkan kedisiplinan pada bayi agar berhasil. Berikut tipsnya!

  • Jangan selalu mengatakan “tidak.” Bayi memahami bahwa “tidak” berarti “tidak” sekitar usia 9 bulan jika digunakan dengan tegas dan konsisten. Namun, penggunaan yang konsisten tidak sama dengan penggunaan yang berlebihan. Simpan kata “tidak” untuk perilaku yang berbahaya seperti menyentuh kompor atau mendekati soket listrik.
  • Alihkan perhatiannya. Menggendong bayi dan meletakkannya di tempat lain, memberinya mainan, atau mengambil mainan adalah cara yang baik untuk mendisiplinkannya saat dini. Misalnya, bila ingin bayi berhenti melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, gunakan bahasa seperti “berhenti” atau “jangan lakukan itu” diikuti dengan pengalihan perhatian.
  • Katakan dan tunjukkan kepada bayi betapa Bunda mencintainya. Ingat, Bunda yang mengoreksi perilakunya, bukan dirinya. Jadilah teladan kesopanan dan rasa hormat.
  • Jangan terlalu ketat atau kaku. Jika menetapkan standar terlalu tinggi, sulit bagi si kecil untuk merasa bahwa ia dapat berhasil dan mengembangkan pengendalian diri yang ia butuhkan untuk berperilaku bahkan saat tidak terlihat oleh Bunda.
  • Jangan juga terlalu permisif. Menetapkan batasan yang adil membantunya merasa dicintai dan dilindungi. Jika  terlalu permisif, ia mungkin merasa bahwa Bunda tidak peduli dengan apa yang ia lakukan.
  • Jangan lengah soal rasa aman. Bunda mungkin mengajari bayi bahwa kompor itu panas atau tangga itu curam, tetapi jangan berharap ia akan terhindar dari hal tersebut.
  • Pertimbangkan kepribadiannya. Beberapa bayi membutuhkan nada suara yang tegas, sementara yang lain merespons lebih baik dengan nada suara yang lebih lembut. Yang lain lagi harus dijauhkan secara fisik dari area berbahaya sebelum mereka memahami pesan tersebut.
  • Jangan mempermalukan, mengkritik, atau memukul anak. Mendisiplinkan anak terkadang sama sulitnya bagi orang tua seperti bagi anak-anak, tetapi penting untuk mengelola emosi. Bayi tidak bermaksud bersikap kejam kepada kucing dengan menarik ekornya; ia hanya ingin tahu apa yang akan terjadi saat ia melakukannya. Anak-anak, dan terutama bayi, tidak secara sengaja mencoba bersikap kejam atau jahat. Menanggapi perilaku dengan memukul, mempermalukan, atau mengkritik dapat menyebabkan masalah agresi atau kurangnya kepercayaan diri di kemudian hari.
  • Bersikaplah konsisten. Memberitahu bayi untuk tidak memanjat kursi pada suatu hari, lalu membiarkannya melakukannya pada hari berikutnya akan membingungkan bayi. Begitu pula dengan mengatakan “jangan sentuh” tanpa menindaklanjuti jika ia mengabaikan permintaan. Dibutuhkan banyak kesabaran dan pengulangan untuk mengajarkan kepatuhan.
  • Puji bila anak bersikap baik. Pujilah ia karena menawarkan mainan kepada teman kecilnya atau karena “membantu”  mengerjakan tugas. Menekankan hal yang positif itu terbukti ampuh, Bunda.

Demikian cara menerapkan disiplin pada bayi sesuai usianya. Mengajarkan soal kedisiplinan berguna untuk memberi tahu mengenai aturan-aturan yang akan menuntun hidupnya di kemudian hari.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

tags
categories
No category

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.