Kaya33 – Anak SD yang Alami Depresi Makin Banyak, Ternyata Ini Penyebabnya

Anak Korea Selatan banyak yang depresi

Kesehatan mental anak sekolah dasar kini menjadi perhatian serius di Korea Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah siswa SD yang menunjukkan gejala depresi dan gangguan kecemasan terus meningkat, terutama di wilayah ibu kota Seoul.

Temuan ini berasal dari studi yang dilakukan oleh Seoul Metropolitan Office of Education, yang menyoroti adanya kenaikan tren memburuknya kondisi psikologis anak-anak usia dini. Lonjakan kasus ini tentu menimbulkan kekhawatiran, mengingat usia sekolah dasar adalah fase penting dalam perkembangan emosional dan sosial anak.

Studi tersebut dilakukan selama tiga tahun sejak 2021, melibatkan sebanyak 113 sekolah dasar dan total 3.754 siswa. Survei dilakukan menggunakan format focus group discussion (FGD), di mana siswa diajak berdiskusi secara mendalam mengenai berbagai topik yang berkaitan dengan kondisi emosional mereka.

Selanjutnya, temuan dari FGD ini juga dikonsultasikan dengan para ahli mental health terkait kondisi masalah kesehatan mental pada siswa sekolah dasar tersebut.

Depresi dan gangguan kecemasan pada anak SD di Korea Selatan meningkat

Dilansir Korea Herald, hasil studi yang dilakukan oleh Seoul Metropolitan Office of Education mencatat bahwa rata-rata skor gejala depresi pada anak SD mengalami peningkatan dari 0,51 pada tahun 2021, menjadi 0,66 di tahun 2022, dan meningkat lagi menjadi 0,73 pada tahun 2023.

Gejala kecemasan pun menunjukkan hal yang sama. Dalam skala satu poin, nilainya naik dari 0,44 pada 2021 menjadi 0,54 di tahun 2022, dan mencapai 0,58 pada 2023.

Siswa yang menunjukkan sensitivitas emosional juga mengalami peningkatan, dari 0,41 pada 2021 menjadi 0,49 pada 2023. Sementara itu, indikator untuk sifat pesimis pada siswa juga menunjukkan kenaikan, dari 0,17 menjadi 0,26 dalam periode yang sama.

Faktor untuk bantu turunkan masalah kesehatan mental anak

Tak hanya jumlahnya yang meningkat, gejala depresi dan kecemasan pada anak-anak usia sekolah dasar di Korea Selatan ternyata juga dipicu oleh beragam faktor yang saling berkaitan. Studi tersebut menemukan beberapa faktor penyebab penurunan kesehatan mental anak di kalangan siswa sekolah dasar, antara lain:

  1. Tekanan akademis
  2. Hubungan antar teman sebaya
  3. Gaya hidup yang terlalu banyak terpapar teknologi
  4. Kurangnya waktu tidur
  5. Membandingkan diri mereka dengan kehidupan orang lain

Masih dari studi yang sama, laporan tersebut mencatat, “Saat ini, semakin banyak anak di bawah umur yang aktif menggunakan media sosial seperti Instagram dan Youtube, di mana secara tidak langsung mereka dapat merasakan seperti apa kehidupan orang lain”

Selain faktor eksternal, penelitian juga menyoroti adanya pola asuh yang terlalu protektif sebagai penyumbang emosi negatif pada anak. Anak yang selalu dilindungi secara emosional sejak dini cenderung lebih mudah cemas dan cepat menyerah saat dihadapkan pada masalah sepele.

“Anak yang terlalu dilindungi secara emosional akan lebih mudah merasa cemas dan frustrasi dalam menghadapi masalah masalah kecil,” jelas laporan tersebut.

Studi ini mengungkap bahwa pola asuh yang terlalu sensitif dan terlalu menuruti emosi anak justru berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.

Anak-anak SD di Seoul yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini cenderung memiliki daya tahan emosional yang rendah, sehingga lebih rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan.

Demikian ulasan mengenai penyebab kecemasan anak-anak sekolah dasar di Korea Selatan meningkat. Selain faktor pola asuh, media sosial juga berperan dalam memperburuk kesehatan mental anak sekolah di sana.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

tags
categories
No category

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.