
Belum lama ini viral seorang Bunda ‘melempar-lempar’ bayinya yang baru lahir di media sosial. Setelahnya, bayi kemudian akan ditangkap oleh sang nenek.
Video yang dibagikan di Instagram ini lantas ramai diperbincangkan oleh netizen. Banyak yang merasa kasihan pada sang bayi dan mempertanyakan dampak yang akan dirasakan oleh Si Kecil ke depannya.
Tradisi viral ini turut sampai ke salah satu dokter spesialis anak, dr. Miza Afrizal Azwir, Sp.A, Bmedsci.Mkes. Melalui laman Instagram-nya, dr. Miza mengungkapkan dampak yang akan terjadi jika bayi mendapatkan guncangan yang keras.
Kata dokter tentang tradisi bayi ‘dilempar’
Dokter Miza menyebut bahwa ketika bayi yang mendapatkan guncangan keras seperti dalam video, Si Kecil akan mengalami kondisi shaken baby syndrome.
“Jadiin bayi ‘pertunjukan sirkus’ kayak tadi itu bisa bikin banyak banget hal. Tapi yang paling gue takutin adalah otaknya berdarah. Tapi enggak apa-apa sih, yang penting semua orang pada ‘senang’ ya, kan?” ujarnya menilik dari akun @mizaafrizal, Kamis (8/5/2025). HaiBunda sudah mendapat izin kutip.
“Gerakan ‘sirkus’ itu tadi bisa bikin shaken baby syndrome. Tahu enggak itu apa? Itu adalah kondisi di mana ketika otak bayi itu terbanting ke dinding tengkoraknya sendiri karena otaknya masih lembek. Lehernya belum stabil, akhirnya pembuluh darahnya sobek, terus otaknya cedera dan engak bisa pulih permanen,” sambung dr. Miza.
Lebih lanjut, dr. Miza menyebut umumnya gejala shaken baby syndrome ini tidak langsung terlihat. Bisa jadi ketika sudah besar anak mengalami perkembangan yang terlambat.
“Terkadang ya anak yang ‘beruntung’ itu gejalanya enggak langsung kelihatan. Enggak langsung pingsan di hari itu juga atau bahkan enggak langsung kejang di hari itu juga.”
“Tapi nanti pas sudah agak besar dan tiba-tiba enggak bisa ngomong, perkembangan motriknya terlambat, atau paling mentok ujung-ujungnya cuma jadi anak disabilitas saja,” lanjut dr. Miza.
Komplikasi Shaken Baby Syndrome
Adanya guncangan singkat pada bayi bisa menyebabkan kerusakan otak yang mungkin tidak bisa diobati, Bunda. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terkena kondisi ini berakhir meninggal dunia.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, bayi yang ‘selamat’ dari kondisi ini mungkin memerlukan perawatan medis seumur hidup. Bukan tanpa alasan, hal ini karena mereka mungkin mengalami kompilkasi sebagai berikut:
- Kebutaan sebagian atau total
- Perkembangan yang tertunda
- Masalah dengan pembelajaran dan perilaku
- Kejang atau epilepsi
- Cerebral palsy atau kelainan yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
No responses yet