
Tidur tidak hanya menjadi waktu istirahat bagi tubuh, tidur juga penting untuk perkembangan otak anak, Bunda. Namun, masih banyak orang tua yang belum menyadari betapa besar dampak tidur berkualitas ini.
Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas bisa menyebabkan berbagai masalah. Misalnya dari penurunan konsentrasi, sulit mengingat informasi, hingga gangguan perilaku.
Anak yang kelelahan secara mental dan fisik biasanya tidak mampu menyerap materi pelajaran dengan baik. Kondisi ini pun bisa berdampak langsung pada nilai akademik.
Benarkah tidur berkualitas tingkatkan prestasi di sekolah?
Menurut Sleep Trainer Expert, dr. Celestina Hardiman-Yap, M.Res, ada banyak penelitian yang menjelaskan tentang pentingnya tidur berkualitas pada anak, Bunda. Tidur berkualitas akan membuat suasana hati anak lebih baik sehingga mampu menyerap pelajaran lebih baik.
“Di banyak studi dari medical study sudah menjelaskan bahwa dengan tidur yang cukup, contohnya anak lebih baik prestasi, suasana hatinya lebih baik, kesehariannya pun berjalannya lebih nyaman buat keluarga dan buat anak-anak,” ungkapnya dalam acara ‘Playdate and Talk bersama Baby Huki’, beberapa waktu lalu.
“Karena suasana hati yang lebih baik, mereka lebih siap belajar dan semua proses keseharian selain belajar. Misalnya proses makan, proses berbicara, dan bermain. Dengan suasana hati yang lebih baik, mereka lebih bisa belajar dan akhirnya bisa lebih menangkap materi dengan lebih baik,” lanjut dokter yang akrab disapa Tina ini.
Tidur malam untuk anak lebih baik daripada tidur siang?
Beredar mitos di masyarakat bahwa anak yang diberikan tidur siang akan mendapatkan tidur malam yang tidak berkualitas. Padahal, hal ini tidak benar, Bunda.
Menurut dr. Tina, pernyataan ini mungkin bisa ditujukan kepada anak yang sudah mulai besar seperti anak usia empat sampai lima tahun. Namun, anak yang lebih kecil umumnya lebih membutuhkan tidur siang.
“Kalau masih kecil-kecil banget, mereka membutuhkan tidur siang yang optimal sesuai dengan kebutuhannya. Dengan begitu, tidur malamnya akan jauh lebih baik,” jelasnya.
Ketika anak mendapatkan tidur siang, kebutuhan tidurnya akan cukup sehingga hormon stres akan berkurang. Jika anak memproduksi hormon ini, mereka tidak akan tidur nyenyak dan sering terbangun di malam hari.
“Karena kalau kurang tidur itu di dalam tubuhnya akan dikeluarkan suatu hormon stres yang disebut hormon kortisol. Sifatnya akan membuat tidur anak menjadi tidak nyenyak antara susah masuk ke siklus tidurnya atau susah untuk pindah siklus tidur,” papar dr. Tina.
“Akibatnya tidurnya jadi kebangun-bangun terus misalnya di malam hari setiap dua jam atau tiga jam. Atau tidur siangnya pendek sekitar 30 menit, 45 menit. Karena itu, baik tidur siang maupun tidur malam itu sama pentingnya untuk anak dan bisa diperjuangkan oleh orang tua,” sambungnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
No responses yet