
Tahukah Bunda bahwa kurang memberikan kasih sayang dan perhatian juga bisa berdampak pada karakter anak? Kenali ciri-ciri perilaku anak kurang kasih sayang sejak dini yuk, Bunda.
Ya, diam-diam ketidakhadiran dari perhatian dan gestur sederhana seperti pelukan atau pujian, dapat meninggalkan luka tak kasat mata pada psikis anak. Bahkan, luka batin itu bisa tetap ada setelah bertahun-tahun berlalu.
Oleh karena itu, anak yang kurang kasih sayang cenderung memiliki cara sendiri dalam proses pembentukan perilakunya di masa dewasa.
Ciri perilaku anak yang kurang kasih sayang
Menurut Psikolog Thea Gallagher dan Caitlin Slavens, kurang menerima banyak kasih sayang saat masih anak-anak dapat membentuk perilaku seseorang. Hal ini juga memengaruhi karakteristik yang dapat mereka kembangkan di masa depan.
Berikut ulasan tentang ciri-ciri perilaku anak yang kurang kasih sayang, Bunda:
1. ‘Haus’ akan capaian tertentu
Slavens menuturkan bahwa anak yang kurang kasih sayang cenderung terus-menerus berusaha membuktikan nilai diri mereka lewat pencapaian
“Ini adalah cara mereka untuk mencari validasi yang tidak mereka dapatkan saat masih kecil,” ujarnya, seperti dikutip dari laman Parade.
2. Ingin selalu menyenangkan orang lain
Untuk merasa dihargai, mereka juga mungkin mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan sendiri. Hal ini bahkan akan terus dilakukan meskipun harus mengorbankan kenyamanan atau kesejahteraan mereka sendiri.
“Mereka mungkin juga melakukan ini untuk mendapatkan kasih sayang yang dulu tidak mereka terima, dan akan berusaha keras menyenangkan orang lain,” imbuh Gallagher.
3. Sangat kritis terhadap diri sendiri
Seseorang yang tidak banyak menerima kasih sayang di masa kecil seringkali menjadi sangat keras terhadap dirinya sendiri di masa dewasa.
Bisa jadi mereka juga memiliki suara batin negatif bahwa dirinya ‘tidak cukup baik’ atau ‘harus lebih baik lagi’. Hal ini karena mereka tumbuh dengan lingkungan tanpa afirmasi.
4. Sulit mengatur emosi
Tanpa dukungan emosional sejak dini, mereka pun mungkin kesulitan mengelola perasaannya sendiri ketika dewasa. Kondisi tersebut bisa menyebabkan adanya perubahan suasana hati yang mendadak atau ledakan emosi.
5. Sering merasa kesepian
Meski dikelilingi banyak orang, seseorang yang tumbuh dengan sedikit kasih sayang tetap selalu merasakan kesepian. Mereka juga merasa asing terus-menerus saat tumbuh dewasa.
6. Kurang mengenal diri sendiri
Anak yang kurang kasih sayang berisiko tumbuh menjadi sosok dengan identitas diri yang lemah. Dengan kata lain, mereka mungkin tidak mengenali dirinya sendiri.
Dalam menjalani kehidupan, mereka cenderung mudah berubah pendirian dan tidak memiliki arah tujuan dalam meraih cita-cita.
7. Tidak tahu cara mengenali kebutuhan sendiri
Orang yang masa kecilnya kurang kasih sayang juga cenderung sulit untuk mengenali dan menerima kebutuhan diri sendiri.
“Karena kebutuhan mereka tidak diakui saat kecil, maka saat dewasa mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami atau memprioritaskan kebutuhan mereka,” ujar Slavens.
8. Tidak nyaman saat menerima kasih sayang
![]() |
Terbiasa selalu hidup sendiri tanpa pujian dan perhatian, saat dewasa mereka mungkin akan merasa kesulitan dalam menerima kasih sayang, pujian, atau tindakan kebaikan.
Bahkan bukan tidak mungkin mereka akan merasa tidak nyaman saat diperlakukan dengan baik oleh orang lain, Bunda.
9. Takut ditinggalkan
Anak kurang kasih sayang nantinya cenderung memiliki ketakutan yang intens terhadap ditinggalkan oleh orang terdekat. Tanpa sadar, hal ini menyebabkan mereka menjadi terlalu melekat dalam hubungan atau justru menjauhkan orang lain untuk menghindari rasa sakit.
Oleh sebab itu, mereka cenderung takut untuk berteman terlalu akrab karena khawatir sewaktu-waktu ditinggalkan.
10. Sulit mempercayai orang lain
Kurang diperhatikan atau bahkan dipercaya sejak kecil, membuat seseorang sulit mengandalkan orang lain.
“Tanpa pengalaman awal yang konsisten terhadap kasih sayang, mempercayai orang lain akan terasa sangat sulit atau bahkan tidak aman bagi mereka,” ungkap Slavens.
11. Terlalu mandiri tapi kesepian
Sebagian orang mengatasi kurangnya kasih sayang saat kecil dengan meyakinkan diri bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan siapa pun.
Hal ini membuat mereka menjalani gaya hidup yang mandiri, bahkan mungkin terlalu mandiri (hyper-independent), tapi sebenarnya sangat kesepian.
12. Punya harga diri yang rendah
Kekurangan kasih sayang dapat menyebabkan munculnya perasaan tidak berharga, yang dalam jangka panjang bisa meruntuhkan kepercayaan diri anak.
Keyakinan bahwa mereka tidak layak untuk dicintai atau diperhatikan dapat membuat mereka kesulitan untuk berteman.
13. Tidak berani membuka diri
Membuka diri terhadap perasaan bisa terasa menakutkan bagi orang yang tidak banyak menerima kasih sayang saat tumbuh besar. Hal ini terjadi karena mereka tidak terbiasa perasaannya divalidasi.
Tidak heran jika kemudian seiring waktu anak jadi lebih terbiasa untuk menyimpan emosi mereka rapat-rapat.
14. Takut ditolak
Ciri perilaku anak kurang kasih sayang selanjutnya yakni merasa takut ditolak, terutama oleh teman sebaya. Mereka juga takut memulai pertemanan baru, karena tidak ingin kembali merasakan penolakan.
Bagaimana cara mengubahnya?
![]() |
Meski sebenarnya tidak ada satu solusi pasti yang cocok untuk semua orang, para ahli menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang bisa coba diterapkan:
1. Mengajarkan cara mencintai diri sendiri
Berikan ruang bagi anak untuk menghadapi situasi sulit, tanpa menjatuhkan ego mereka.
“Setiap orang harus berusaha untuk mencintai diri sendiri dan meski itu terasa sulit, semua bisa dilatih dan dibiasakan,” ujar Gallagher.
2. Hentikan pola yang berulang
Mungkin awalnya anak akan merasa canggung karena tidak terbiasa diberi kasih sayang atau diperhatikan. Namun jika terbiasa, lambat laun semua akan terasa lebih alami.
Luangkan waktu untuk saling mengobrol, terbuka membicarakan emosi, eksplorasi pemicu masalah ini terjadi dan hentikan siklusnya.
3. Mengenali dan menamai emosi
Banyak orang dewasa yang kurang mendapat kasih sayang saat kecil kesulitan mengenali perasaan mereka sendiri.
Itulah mengapa penting untuk membiasakan anak sejak dini mengenal emosinya setiap hari, lalu berikan nama tentang apa yang sedang dirasakan.
4. Rayakan kemenangan kecil
Diskusikan tentang tujuan kecil dan rayakan setiap pencapaian anak. Momen-momen ini dapat membantu memperkuat nilai diri dan membangun rasa percaya diri bagi anak.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)
No responses yet