
Ketika anak-anak hendak tidur, biasanya Bunda membacakan sebuah kisah dongeng sebagai pengantar tidur. Setiap dongeng memiliki beragam tema dan pesan moral yang bermakna sebagai tumbuh kembangnya.
Salah satu dongeng yang dapat Bunda bacakan yaitu kisah kerajaan. Di balik megahnya istana dan gemerlapnya mahkota, dongeng-dongeng kerajaan menyimpan kisah yang tak hanya menarik, tetapi juga penuh pesan moral.
Dengan cerita tentang raja bijaksana, putri berhati mulia, hingga pangeran pemberani sering kali menjadi bagian dari masa kecil yang indah. Selain menghibur, tetapi kisah kerajaan juga mengajarkan nilai-nilai penting tentang kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian.
Melalui latar dunia fantasi yang kaya imajinasi, anak-anak diajak menyelami petualangan yang membangun karakter. Kisah kerajaan menjadi pilihan populer karena mampu menyampaikan pelajaran hidup melalui tokoh-tokoh inspiratif.
Tak jarang, dongeng kisah kerajaan juga memperlihatkan sisi lain dari kehidupan kerajaan, seperti keserakahan, iri hati, atau ketidakadilan. Melalui konflik-konflik tersebut, anak diajarkan untuk mengenali perbedaan antara yang benar dan salah.
5 Dongeng tentang Kisah Kerajaan yang Mendidik dan Penuh Pesan Moral
Mengutip buku Kumpulan Kisah Pangeran dan Putri Kerajaan Islam oleh Muyassaroh, terdapat beberapa dongeng kisah kerajaan yang dapat Bunda bacakan sebagai pengantar tidur Si Kecil:
1. Syal biru muda
Putri Aisha punya syal kesayangan. Syal itu berwarna biru muda dan berbulu lembut. Ia selalu memakainya, di setiap musim. Suatu hari, Putri Aisha kehilangan syal kesayangannya. Dia sudah mencarinya ke mana-mana, tapi syal itu tidak ketemu. Putri Aisha sangat sedih.
Raja Sulaiman yang melihat putri ikut panik. “Siapa pun yang bisa menemukan syal kesayangan Putri Aisha dia akan mendapatkan sekantong emas dan permata,” ucap sang raja tanpa ragu.
Keesokan harinya, di istana sangat ramai. Banyak orang berdatangan sambil membawa syal berwarna biru muda. “Tapi, ini bukan syal milikku,” ucap Putri Aisha berkali-kali saat melihat syal-syal itu.
Orang-orang pulang dengan wajah kecewa karena gagal mendapatkan hadiah. “Bagaimana dengan syal ini?” tanya seorang nenek sambil menunjukkan sebuah syal. Putri melihatnya dengan teliti dan dia yakin itu syal miliknya.
Raja Sulaiman menyerahkan sekantong emas dan permata sebagai imbalan. Namun, nenek itu menolaknya. “Bolehkah saya memiliki syal ini?” Cucu saya sangat menginginkannya.”
Putri Aisha hanya terdiam, tapi karena ketulusan hati sang nenek, putri memberikan syal itu dengan senang hati. Raja Sulaiman tersenyum melihat kebaikan putrinya. “Rasulullah saw., juga senang memberikan barang yang paling dicintainya kepada orang lain,” kata Raja.
Putri Aisha terpekik girang, “Aisha juga mau seperti Rasulullah!”
Pesan moral: Cerita ini menunjukkan pentingnya mencontoh perilaku Rasulullah yang gemar memberi dan tidak terikat pada harta benda. Kemudian, anak-anak belajar bahwa meneladani beliau berarti menjadi pribadi yang dermawan, baik hati, dan tidak egois.
Dikutip dari buku 101 Dongeng Seru Sebelum Bobok oleh Fitri Haryani Nasution, terdapat beberapa dongeng kisah kerajaan yang dapat Bunda bacakan sebagai pengantar tidur Si Kecil. Berikut deretannya:
2. Dongeng bunga mawar
Dahulu kala, ada seorang putri yang terkenal dengan kecantikannya. Ia bernama Putri Mawar. Ia berparas putih, berhidung mancung, berambut hitam, dan tinggi. Ayahnya adalah seorang raja yang baik hati dan suka menolong rakyat. Namun, sifat Putri Mawar sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Putri Mawar lebih dikenal sombong dan tidak mau berteman dengan rakyat biasa. Suatu hari, sang Raja bermimpi bertemu dengan seorang kakek tua.
“Kau memiliki putri yang sangat cantik. Saat umurnya tepat tujuh belas tahun nanti, akan ada seorang pemuda datang melamarnya. Putrimu harus menerima pemuda itu. Jika tidak, putrimu akan berubah menjadi sekuntum bunga,” ucap kakek itu dalam mimpi sang Raja.
Sang Raja terbangun, ia langsung menemui seorang penafsir mimpi dan menceritakan mimpinya. Si penafsir mimpi itu memberi tahu bahwa Raja harus melakukan perintah dalam mimpi itu. Jika tidak, Raja bisa kehilangan putri semata wayangnya itu. Semenjak itu, Raja selalu waswas dalam menanti hari ulang tahun Putri Mawar yang ketujuh belas.
Akhirnya, Putri Mawar berulang tahun yang ketujuh belas. Raja sudah bersiap-siap sedari pagi menanti kedatangan seorang pemuda yang akan melamar putrinya. Hingga datanglah seorang pemuda pendek, hitam, dan tubuh berduri ke hadapan sang Raja.
“Hai, Raja. Akulah pemuda yang ada dalam mimpimu. Aku datang untuk melamar Putri Mawar,” kata pemuda itu. Raja tentu saja terkejut. Putri Mawar pun di panggil untuk diperkenalkan kepadanya. Begitu bertemu, Putri Mawar langsung terkejut.
“Bagaimana mungkin kau yang datang untuk melamarku. Aku adalah seorang putri berparas cantik dan semua orang memujaku, sedangkan kau hanyalah seorang laki-laki biasa bertubuh pendek dan berduri. Kau tidak pantas untukku. Aku tidak mau menikah denganmu,” jawab Putri Mawar.
Setelah itu, bumi bergetar. Pemuda bertubuh pendek tadi berubah menjadi seorang kakek tua yang berasal dari mimpi sang Raja. Putri Mawar terkejut.
“Kau benar-benar Putri cantik yang sombong. Kecantikan rupamu sungguh tidak sesuai dengan sikapmu. Mulai saat ini kau akan berubah menjadi sekuntum bunga cantik yang penuh dengan duri.”
Tubuh Putri Mawar seketika kaku. Perlahan-lahan ia berubah menjadi sekuntum bunga merah yang terlihat cantik, namun batangnya penuh duri. Sang Raja menangis menyesali perkataan dan perbuatan putrinya. Raja lalu menanam bunga itu di kebun depan istana. Hingga saat ini, orang-orang memanggil bunga itu dengan sebutan Bunga Mawar.
Pesan moral: Jangan pernah meremehkan seseorang. Kita tidak boleh menganggap diri kita yang terbaik. Sombong hanya akan membawa kesengsaraan.
3. Kisah Raja yang tamak
Alkisah, ada sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang tamak. Ia sering memeras rakyat. Ia juga tidak kasihan kepada rakyat yang kelaparan. Ia memerintah dengan semena-mena. Semua rakyat tidak menyukainya.
Suatu hari, Raja berburu ke hutan. Tiba-tiba, kuda yang ditungganginya berhenti. Ada seekor ular melintas. Sang Raja turun dari kudanya dan mengeluarkan pedangnya. Ia berniat untuk membunuh ular itu. Namun, saat ingin menebas, ular itu tiba-tiba bicara.
“Jangan bunuh aku,” kata si Ular. Raja pun terkejut.
“Kenapa kau berbicara? Bukankah kau hanya seekor ular?” tanya Raja penasaran.
“Aku adalah ular ajaib. Sebenarnya aku adalah seorang pangeran dari langit. Namun, karena melakukan kesalahan, aku dihukum menjadi ular. Tolong jangan bunuh aku,” ucap ular itu.
Sang Raja tampak berpikir. “Apa untungnya jika aku melepaskanmu?”
“Aku akan memberikanmu banyak uang. Saat pulang nanti, kau akan mendapati banyak emas di bawah kasurmu,” ucap si Ular.
“Benarkah? Kau tidak berbohong?”
“Jika berbohong, kau bisa mencariku ke sini dan membunuhku,” kata si Ular.
“Baiklah. Aku akan pulang,” jawab Raja. Ia menaiki kudanya dan pulang ke istana. Ia tak berniat untuk berburu lagi. Ia ingin segera melihat emas di bawah kasurnya sesuai dengan yang dikatakan si Ular.
Tiba di istana, Raja langsung menuju kamarnya dan membuka bawah tempat tidurnya. Si Ular tidak berbohong, ada banyak sekali emas di sana. Raja pun bersorak gembira dan sangat bahagia. Ia pun semakin sombong.
Suatu hari, seorang nenek tua datang ke istana. Ia meminta untuk bertemu Raja. Saat itu, Raja sedang berjalan-jalan di taman dan melihat si Nenek. Raja pun menghampiri nenek itu.
“Ada apa?” tanya Raja kepada pengawalnya. “Nenek ini ingin bertemu denganmu, Raja,” jawab penjaga kerajaan. Raja compang-camping dan tubuhnya sangat kurus. Ia juga terlihat kelaparan.
“Tolong berikan saya sedikit beras, Raja. Kasihanilah saya. Saya belum makan selama dua hari ini,” ucap nenek itu.
“Pergilah kau! Tidak ada beras tersisa untukmu di sini” Raja malah mengusir nenek itu.
Nenek tersebut merasa sedih, lalu berdoa kepada Tuhan. “Semoga hartamu akan menenggelamkanmu. Juga istanamu akan runtuh!”
Malamnya saat sang Raja tidur, terjadi gempa yang kuat. Semua orang berlarian ke luar istana. Namun, Raja tidak merasakan gempa itu. Ia terus saja tertidur. Tidak ada seorang pun yang membangunkannya karena semua sibuk menyelamatkan diri.
Akibat gempa itu, istana yang kokoh dan besar itu runtuh dan jatuh menimpa tubuh sang Raja. Semua emas dan harta yang disimpannya terkubur ke dalam tanah beserta tubuhnya. Raja yang tamak itu pun tenggelam bersama hartanya.
Pesan moral: Jangan pernah menjadi tamak terhadap harta dan tidak boleh pelit. Ketamakan dan kepelitan dapat membawa kesengsaraan dan malapetaka.
4. Putri buruk rupa dan pangeran tampan
Di suatu gubuk kecil di tengah hutan, hiduplah seorang putri yang memiliki wajah sangat buruk. Wajahnya dipenuhi bintik-bintik merah besar dan hidungnya lebar. Matanya besar dan rambutnya gimbal. Ia tinggal seorang diri karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Untuk menghabiskan waktu, ia sering bermain dengan para tikus, kelinci, rubah, dan hewan kecil lainnya.
Sang Putri sebenarnya ingin pergi ke desa. Namun, saat warga desa melihatnya, mereka selalu mengusirnya. Mereka bilang ia adalah putri yang terkena kutukan dan harus menjauh dari desa. Jika tidak, penduduk desa akan terkena kutukan juga.
Suatu hari, seorang pangeran berburu ke hutan. Ia mendapat perintah dari ayahnya untuk berburu seekor rusa karena akan ada pesta kerajaan. Pangeran pun masuk ke hutan bersama dua pengawalnya. Sebentar saja, mereka mendapatkan rusa yang mereka inginkan. Seekor rusa bertubuh gemuk dibidik oleh panah sang Pangeran. Panah itu melesat dan mengenai kaki rusa. Rusa itu kesakitan dan segera berlari jauh ke dalam hutan. Pangeran dan dua pengawalnya mengejar.
Rusa itu lari ke tempat si Putri. Ia langsung mengadu kepada si Putri perihal yang terjadi. Si Putri segera mengobati lukanya. Setelahnya, rusa itu berlindung di balik tubuh sang Putri. Tak lama, rombongan sang Pangeran sampai. Mereka sangat terkejut ketika melihat wajah sang Putri.
Kedua pengawal sang Pangeran langsung mengeluarkan pedangnya. Namun, si Pangeran malah menatap sang Putri. Sang Pangeran menemukan sebuah hati yang penuh kasih sayang dan kelembutan pada diri sang Putri. “Siapakah kau? Kenapa tinggal di sini?”
“Orang-orang memanggilku Putri Buruk Rupa. Aku tinggal di sini karena tidak ada yang menerima kehadiranku di desa. Rusa yang kalian lukai ini adalah temanku. Aku mohon kepada kalian agar melepaskannya,” pinta sang Putri. “Baiklah, Aku akan melepaskannya. Namun, aku punya permintaan sebagai gantinya. Kau harus ikut bersama kami ke istana,” ucap sang Pangeran. Sang Putri terkejut dengan permintaan tersebut.
“Tapi….”
“Jika tidak mau, rusa ini yang akan kami bawa.”
Sang Putri pun mau tidak mau setuju. Pangeran segera membawa sang Putri ke istana serta memperkenalkannya kepada ibu dan ayahnya. Raja dan Ratu sangat terkejut melihat penampilan sang Putri. Namun, merek adalah raja dan ratu yang sangat rendah hati. Karena dibawa oleh sang Pangeran, mereka mau menerima kehadiran si Putri.
“Kenapa kau tidak merasa jijik padaku?” tanya sang Putri.
“Aku tidak melihat rupamu. Aku melihat kebaikan hatimu,” jawab sang Pangeran.
“Terima kasih, Pangeran.”
Tanpa sang Putri sadari, wajahnya tiba-tiba berubah. Bintik-bintik merah di wajahnya hilang. Ia berubah menjadi seorang putri yang sangat cantik. Lalu, seorang peri datang di tengah mereka.
“Kau sudah menjalani cobaan dan berhasil kau lalui dengan baik. Kini, kau akan berubah selamanya menjadi putri yang cantik seperti ini.” Setelahnya, peri itu menghilang.
Pesan moral: Kita tidak boleh menilai seseorang dari tampilan fisiknya. Alangkah lebih baiknya jika kita melihat seseorang dari kebaikan hatinya.
5. Putra Mahkota Amat Mude
Dahulu di Negeri Alas, hidup raja yang arif dan bijaksana bersama permaisuri dan anaknya bernama Amat Mude. Belum setahun umur Amat Mude, sang raja wafat. Lalu digantikan oleh Pakcik Amat Mude yaitu Raja Muda. Tanpa disangka, Raja Muda malah menyingkirkan Amat Mude dan ibunya ke hutan.
Hari berlalu, Amat Mude beranjak dewasa. Ia memancing ikan di sungai kemudian dijual kepada sahabat ayahnya yang merupakan saudagar kaya. Ternyata ketika ikan-ikan tersebut dipotong, di dalamnya terdapat emas murni.
Amat Mude dan ibunya pun menjadi orang kaya berkat telur ikan emas itu. Cerita ini pun sampai ke telinga Raja Muda. Ia memerintahkan Amat Mude memetik kelapa gading untuk mengobati penyakit istri Raja Muda. Konon kelapa gading tersebut terletak di sebuah pulau yang dihuni binatang buas.
Dengan ketulusan hatinya, Amat Mude tetap pergi untuk memetik kelapa gading tersebut. Saat tiba dipinggir pantai, ia bertemu dengan ikan besar, Raja Buaya, dan seekor Naga besar. Singkat cerita, Amat Mude pun menemukan kelapa gading itu dibantu oleh ikan besar, Raja Buaya, dan Naga.
Saat memetik kelapa gading itu tiba-tiba terdengar suara perempuan. ”Siapa pun yang berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan menjadi suamiku,” kata perempuan bernama Putri Niwer Gading yang cantik jelita. Amat Mude pun menikah dengan Putri Niwer Gading.
Akhirnya mereka kembali ke istana dan Amat Mude dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas atas perintah Raja Muda.
Pesan moral: Cerita rakyat untuk dibacakan sebelum tidur ini mengajarkan kalau menolong orang harus diiringi ketulusan hati. Meskipun diperlakukan buruk tetap bersabar dan selalu berusaha berbuat baik.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)
No responses yet