Kaya33 – 3 Cerita Dongeng Putri Mahkota yang Baik Hati dan Pesan Moral di Dalamnya

7 Sifat Anak yang Diturunkan dari Ibu, Termasuk Temperamen

Bunda dan Ayah suka membacakan cerita untuk Si Kecil? Membacakan dongeng memberi banyak manfaat bagi tumbuh kembang, termasuk dari sisi bahasa, komunikasi, hingga kognitifnya.

Dikutip dari Raising Children, membaca dan mendengar cerita membantu anak mengenal bunyi, kata, dan bahasa, serta mengembangkan keterampilan literasi dini. 

Saat mendengar atau membaca dongeng imajinasi, seperti dongeng putri mahkota atau yang bertema kerajaan, rasa ingin tahu anak akan juga turut berkembang. 

Dikutip dari buku Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak oleh Dadan Suryana, kegiatan mendongeng juga memberikan pengalaman belajar untuk anak berlatih mendengarkan. 

Melalui kegiatan ini, anak memperoleh berbagai informasi tentang pengetahuan, nilai, sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pilihan cerita dongeng putri mahkota untuk anak

Berikut pilihan cerita-cerita dongeng putri mahkota baik hati dan pesan moral yang ada di dalamnya:

1. Dongeng Cerita Putri Kerajaan: Putri Buruk Rupa dan Pangeran Tampan

Kisah ini dikutip dari buku 101 Dongeng Seru Sebelum Bobok, oleh Fitri Haryani Nasution: 

Di suatu gubuk kecil di tengah hutan, hiduplah seorang putri yang Wajahnya dipenuhi bintik-bintik merah besar dan hidungnya lebar. Matanya besar dan rambutnya gimbal. 

Ia tinggal seorang diri karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Untuk menghabiskan waktu, ia sering bermain dengan para tikus, kelinci, rubah, dan hewan kecil lainnya. 

Sang Putri sebenarnya ingin pergi ke desa. Namun, saat warga desa melihatnya, mereka selalu mengusirnya. Mereka bilang ia adalah putri yang terkena kutukan dan harus menjauh dari desa. Jika tidak, penduduk desa akan terkena kutukan juga. 

Suatu hari, seorang pangeran berburu ke hutan. la mendapat perintah dari ayahnya untuk berburu seekor rusa karena akan ada pesta kerajaan. Pangeran pun masuk ke hutan bersama dua pengawalnya. 

Sebentar saja, mereka mendapatkan rusa yang mereka inginkan. Seekor rusa bertubuh gemuk dibidik oleh panah sang Pangeran. Panah itu melesat dan mengenai kaki rusa. Rusa itu kesakitan dan segera berlari jauh ke dalam hutan. Pangeran dan dua pengawalnya mengejar. 

Rusa itu lari ke tempat si Putri. la langsung mengadu kepada si Putri perihal yang terjadi. Si Putri segera mengobati lukanya. Setelahnya rusa itu berlindung di balik tubuh sang Putri. Tak lama, rombongan sang Pangeran sampai. Mereka sangat terkejut ketika melihat wajah sang Putri.

Kedua pengawal sang Pangeran langsung mengeluarkan pedangnya. Namun, si Pangeran malah menatap sang Putri. Sang Pangeran menemukan sebuah hati yang penuh kasih sayang dan kelembutan pada diri sang Putri. “Siapakah kau? Kenapa tinggal di sini?” 

“Orang-orang memanggilku Putri Buruk Rupa. Aku tinggal di sini karena tidak ada yang menerima kehadiranku di desa. Rusa yang kalian lukai ini adalah temanku.

Aku mohon kepada kalian agar melepaskannya,” pinta sang Putri. 

“Baiklah. Aku akan melepaskannya. Namun, aku punya permintaan sebagai gantinya. Kau harus ikut bersama kami ke istana,” ucap sang Pangeran. Sang Putri terkejut dengan permintaan tersebut. 

“Tapi ….” 

“Jika tidak mau, rusa ini yang akan kami bawa.” 

Sang Putri pun mau tidak mau setuju. Pangeran segera membawa sang Putri ke istana serta memperkenalkannya kepada ibu dan ayahnya. Raja dan Ratu sangat terkejut melihat penampilan sang Putri. 

Namun, mereka adalah raja dan ratu yang sangat rendah hati. Karena dibawa oleh sang Pangeran, mereka mau menerima kehadiran si Putri. 

“Kenapa kau tidak merasa jijik padaku?”tanya sang Putri. 

“Aku tidak melihat rupamu. Aku melihat kebaikan hatimu,” jawab sang Pangeran. 

“Terima kasih, Pangeran.” 

Tanpa sang Putri sadari, wajahnya tiba-tiba berubah. Bintik-bintik merah di wajahnya hilang. la berubah menjadi seorang putri yang sangat cantik. Lalu, seorang peri datang di tengah mereka. 

“Kau sudah menjalani cobaan dan berhasil kau lalui dengan baik. Kini, kau akan berubah selamanya menjadi putri yang cantik seperti ini.” Setelahnya, peri itu menghilang.

2. Dongeng Putri Kaguya dan Kaisar

Kisah ini dikutip dari buku Dongeng Princess 5 Benua oleh Rifka RN:

Di suatu desa terpencil, hiduplah sepasang suami istri yang telah renta. Seorang kakek yang bekerja sebagai pengrajin bambu dan istrinya.

Suatu hari ketika sang Kakek sedang menebang bambu untuk dibuat meja, ia melihat ada hal aneh dari bambu yang akan dipotongnya. Pangkal bambu tersebut tampak bersinar terang. Dengan gemetar, sang Kakek membelah bambu tersebut. 

Betapa terkejutnya sang Kakek karena di dalam bambu ditemukannya seorang anak perempuan mungil. Sang Kakek pun tergopoh-gopoh menggendong anak perempuan mungil itu pulang.

Sejak itu dirawatlah anak perempuan mungil itu dengan rasa syukur dan bahagia. Ajaibnya, kehadiran anak perempuan mungil itu selalu membawa keberuntungan bagi keluarga kakek pengrajin bambu. 

Setiap kali menebang bambu selalu saja ditemukan emas di dalamnya. Tidak beberapa lama sang Kakek pun menjadi kaya raya. Sebagai rasa syukur, dibesarkannya anak perempuan itu hingga tumbuh menjadi gadis cantik jelita. Masyarakat sekitar memanggilnya dengan nama Putri Kaguya. 

Saat usia Putri Kaguya telah menginjak dewasa, Kakek dan Nenek berniat menikahkannya dengan lelaki yang terbaik. Namun, tidak satu pun calon yang diajukan kakek dan nenek diterimanya. Calon-calon tersebut tumbang dan tinggal 5 orang lelaki yang masih bertahan.

Setelah berpikir panjang. Putri Kaguya memutuskan akan menerima salah satu dari 5 orang lelaki itu. Putri Kaguya mengajukan syarat, akan menerima apabila memberikan barang barang yang sangat diinginkannya. 

Namun yang terjadi, tidak ada satu pun lelaki yang mampu memenuhi. Seorang kaisar yang tinggal di kerajaan seberang mendengar berita tersebut. Kaisar itu sangat penasaran dan ingin sekali bertemu.

Tetapi Putri Kaguya tidak mau menemuinya. la selalu menghindar agar tidak bertemu kaisar. Tampaknya ada sesuatu yang ingin disembunyikan oleh Putri Kaguya. Hari demi hari terus berlalu, hingga musim gugur tiba. 

Suatu hari, Putri Kaguya merasa sangat kesepian dan merasa bersalah pada kaisar. Hingga larut malam, dipandanginya langit sambil menitikkan air mata. 

Setiap malam Putri Kaguya terus saja menangis. Dikarenakan tidak mampu menyembunyikan lagi kesedihannya. Putri Kaguya pun bersedia menemui kaisar. Diceritakannya pada kaisar bahwa sebenarnya ia berasal dari bulan.

Tepat bulan ke-8 tanggal 15 September makhluk bulan akan menjemputnya. Setelah mendengar cerita tersebut, kaisar pun berusaha melindungi Putri Kaguya. 

Hal tersebut dilakukannya karena ia telah jatuh hati pada Putri Kaguya. Sang Kaisar mengirim pasukan untuk menjaga Putri Kaguya agar terhindari dari jemputan makhluk bulan. 

Namun sekuat apa pun pasukan yang dikirim kaisar ternyata tidak mampu mencegah makhluk bulan menjemput Putri Kaguya. Makhluk bulan menjelaskan bahwa kehadiran Putri Kaguya di bumi karena ia sedang menjalani hukuman. 

Menangislah Putri Kaguya karena harus berpisah dengan kaisar. Sebagai balasan rasa cinta Putri Kaguya pada kaisar, diberikannya ramuan hidup kekal untuk Kaisar. 

Kaisar bersedih hati, tanpa Putri Kaguya tidak ada artinya ia hidup abadi. Perpisahan Putri Kaguya dan kaisar pun tidak terelakkan.

Kaisar yang sangat kehilangan Putri Kaguya akhirnya memerintahkan pasukannya untuk membakar ramuan yang diberikan Putri Kaguya di puncak Gunung Fuji. 

Konon katanya hal tersebutlah yang membuat Gunung Fuji mengeluarkan asap yang melambangkan cinta abadi Putri Kaguya dan kaisar hingga kini. 

3. Putri Hase Hime dan Ibu Tiri

Cerita ini dikutip dari buku Dongeng Princess 5 Benua oleh Rifka RN:

Di sebuah kerajaan di Kota Nara, hiduplah raja dan permaisurinya yang bijaksana dan berhati mulia. Mereka telah menikah bertahun-tahun namun tidak kunjung dikaruniai seorang anak. 

Setiap hari keduanya merenung, hingga memutuskan untuk melakukan ziarah ke Kuil Hase-no-Kwannon. Keduanya berdoa dengan khusuk dan meminta dengan tulus agar segera dikaruniai seorang anak.

Tidak berselang lama, sang Permaisuri mengandung. Hari-hari dilalui Raja dan Permaisuri dengan bahagia. Hingga tibalah hari yang dinanti, yaitu kelahiran sang buah hati.

Lahirlah seorang putri cantik yang diberi nama Hase Hime. Putri Hase Hime tumbuh dan dibesarkan oleh Raja dan Permaisuri dengan penuh cinta. 

Di saat usia Putri Hase Hime menginjak 5 tahun, keluarga kerajaan ditimpa musibah. Permaisuri sakit keras dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.

Seluruh keluarga kerajaan bersedih hati, terutama Putri Hase Hime yang sangat menyayangi ibundanya. Suatu hari, Permaisuri memanggil Putri Hase Hime ke kamarnya. Permaisuri memberikan banyak petuah seolah akan pergi selamanya. 

Permaisuri berkata bahwa jika suatu saat ia meninggal dan sang Raja menikah lagi, Putri Hase Hime harus hormat pada ibu barunya. Dengan berkaca-kaca Putri Hase Hime menganggukkan kepala. 

Sang Permaisuri benar-benar meninggalkan sang Raja dan Putri Hase Hime untuk selama-lamanya. Ia meninggal dalam kedamaian dan meninggalkan rasa sakitnya. 

Ternyata apa yang dikatakan sang Permaisuri menjadi nyata. Sang Raja menikah lagi, dan selanjutnya Putri Hase Hime memiliki ibu baru yang tinggal bersamanya di istana.

Ibu baru Putri Hase Hime sungguh memiliki karakter yang berbeda dengan ibu kandungnya. Ibu Tiri Putri Hase Hime memiliki sifat yang kejam dan egois. 

Meskipun demikian, Putri Hase Hime tetap berusaha menaruh hormat pada ibu tirinya itu. 

Putri Hase Hime tumbuh menjadi gadis yang penuh bakat. Sejak kecil ia telah menyukai seni, baik seni bermusik dan melukis. Pada festival Sakura, Putri Hase Hime menunjukkan keahliannya. 

Sang Raja memerintahkan Putri Hase Hime untuk memainkan koto ditemani ibu tirinya yang bermain suling.

Sang Raja berada di atas mimbar yang tinggi dengan ditutupi pagar dari bambu, sehingga dapat menyaksikan semua orang dan menikmati suasana. 

Namun, tidak seorang pun melihat kehadirannya. Permainan musik Putri Hase Hime jauh lebih baik dari pada ibu tirinya, sehingga Sang Raja merasa sangat senang. 

Sang Ibu tiri merasa iri hati dengan yang didapatkan oleh Putri Hase Hime. Ia berpikir bahwa jika tidak ada Putri Hase Hime tentu saja anak laki-laki yang merupakan anak kandungnya akan jauh diperhatikan oleh sang Raja. 

Rasa iri hati kepada Putri Hase Hime terus menguat. Sang Ibu tiri berniat menyingkirkan Putri Hase Hime dari istana.

Sang Ibu tiri menyiapkan racun mematikan. Ia memasukkan racun tersebut ke dalam minuman. Satu gelas beracun dan satu gelas minuman tidak beracun. Di saat Putri Hase Hime dan anak laki-lakinya duduk beristirahat, sang Ibu tiri menghampiri keduanya dan menawarkan minuman.

Saat menyerahkan minuman yang disajikannya itu, sang Ibu tiri sangat gugup dan terburu-buru. Ia tidak sadar telah menyerahkan gelas yang salah. Minuman yang beracun justru diberikannya kepada anak laki-lakinya. Pantas saja tidak ada efek yang dirasakan Putri Hase Hime. 

Namun, tiba-tiba anak lelakinya menjerit kesakitan dan tersungkur di lantai. Sang Ibu merasa kebingungan kemudian membalikkan posisi gelas agar tidak ketahuan.

Dipangkunya anak laki-laki kandungnya itu. Segera dipanggilnya tabib untuk mengobatinya. Namun segalanya sudah terlambat. Anak laki-lakinya meninggal dunia. Tabib merasa heran karena penyebabnya tidak ketahuan. Ibu tiri Hase Hime bersedih hati dan menyesal sekali.

Demikian ulasan tentang cerita dongeng putri mahkota yang baik hati dan pesan moral di dalamnya. Bacakan untuk Si Kecil agar ia dapat belajar untuk memetik nilai baik untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

tags
categories
No category

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.